Terima kasih ya sudah mampir di blog saya :)

Wednesday, October 29, 2014

VIRTUAL LAN (VLAN)


Nama : Fitri Cynthia Dewi
NPM : 52411917
Kelas : 4IA16
Mata Kuliah : Jaringan Komputer Lanjut



Virtual LAN (VLAN)
8c0ac9cdae48c33b43d6aa6b1d89c852_untitled1
30cba0023fed2211f8b9c886af457794_untitled2
1. Basic Vlan Configuration
Pada tampilan disamping untuk memberikan ip address untuk vlan 1 yang ada di SW-1, dan menghidupkan switch nya.
6ff31a37bb26344cc738119cf6c36fc4_untitled3
pada tampilan disamping adalah untuk menamain vlan 10 dan vlan 20, untuk vlan 10 kita namain dengan RED dan vlan vlan 20 kita namain dengan GREEN .
2815c287ae6a3f0b55acfd4e2df52481_untitled4
pada tampilan disamping untuk membuat interface fa0/1 -3 dalam mode trunk
55de66926f54a9e9532f6c452c8e17f1_untitled5
pada tampilan disamping untuk meng akses fa0/10 di vlan 10 dan fa0/20 di vlan 20
9a75f12f092797ebe4ff27be7197093b_untitled6
Pada tampilan diatas adalah untuk konfigurasi vlan di switch yang kedua, dan fa0/3-4 di rubah dalam mode trunk
2d7b0e7a0ec047fd806590942b1865c1_untitled7
Pada tampilan diatas adalah di saat kita melakukan verifikasi di switch 1(SW-1)
b1825568a830e1b1d7afd1aa8dbeaa7c_untitled8
Pada tampilan diatas adalah di saat kita melakukan verifikasi di switch 2 (SW-2)
2. Implementasi VLAN Trunking Protocol (VTP)
Pada tampilan dibawah untuk konfigurasi VTP di switch, SW-1 sebagai server dan SW-2 sebagai client dan konfigurasi Domain dan Password VTP server dan client harus sama contohnya di sini menggunakan kata cisco dan mengkonfigurasi link atar switch dalam mode trunk.
794cd8dc906e2d6d82e68f743c4d6c77_untitled9
9e4130b58e656d1969150a2df4b89f4f_untitled10
Pada tampilan diatas adalah untuk men-verifikasi jika VLAN Membership telah terpropagasi dari SW-1 ke SW-2. Dan menentukan akses interface fa0/10 di vlan 10 dan interface fa0/20 di vlan 20
407d4fb114129ccd7e8c4770651e6ff4_untitled11
Pada tampilan diatas adalah untuk melakukan test koneksi dengan melakukan ping antar pc client yang memiliki VLAN yang sama dan subnet yang sama, dan disini melakukan test ping dari PC-A1 ke PC-B1.
cc741b3e60a87c16f50c60d38819cd9a_untitled12
Namun jika kita melkukan test koneksi antar PC client yang berbeda VLAN dan subnet maka hasil test ping nya akan Request timed out.
3. Implementasi Inter VLAN Routing
Pada tampilan dibawah adalah untuk mengkonfigurasi router yang bertujuan untuk berkomunikasi antar pc walau berbeda VLAN dan Subnet-nya, pada tampilan dibawah ini menggunakan teknologi inter-vlan-routing, dimana router menciptakan sub-interface dengan menrapkan enkapsulasi VLAN.
113e81acf32fac04dbd4f751c574844d_untitled13
1fffca23b71e0f0a3ea998c057dd0d34_untitled14
Pada tampilan diatas adalah untuk men-verifikasi ip interfacenya yang ada di router.
624d8861a73f1bc6d9f69409b74561a4_untitled15
Pada tampilan diatas adalah untuk melakukan test koneksi dengan perintah ping, tapi sebelum melakukan test koneksi kita mengkonfigurasi GATEWAY PC-A1 dan PC-A2 nya,
Pada tampilan dibawah ini adalah untuk me-remote switch nya agar dapat di ping dari PC
1ae9efb13ee0116ac6ec26f23cf8210e_untitled16
Baca Selengkapnya – VIRTUAL LAN (VLAN)

Friday, October 17, 2014

Jurnal E-Ticket “Penerapan E-Ticket Pada Maskapai Penerbangan Indonesia”

Disusun Oleh :
Yerni Euodia 57411507

eticket
E-ticket (electronic ticket) secara virtual menggantikan paper ticket di hampir seluruh bandara dan armada pesawat terbang di seluruh dunia. Survei IATA (International Air Transportation Association) menyebutkan pada tahun 2007, penetrasi penggunaan e-ticket di seluruh perusahaan penerbangan (airline) mencapai angka 90%. Di Amerika Serikat sendiri, angka penetrasi penggunaan e-ticket mencapai 97%. Di Indonesia mencapai angka 80%. Survei lain oleh IATA bahkan menyebutkan bahwa 88% traveler lebih memilih menggunakan e-ticket untuk perjalanan mereka karena kelebihan yang dimiliki e-ticket.
E-ticket sebenarnya berisi informasi yang sama dengan yang termuat dalam paper ticket. Perbedaan utamanya adalah database e-ticket terletak di komputer perusahaan penerbangan, bukan di kantong penumpang. Reservasi penumpang seperti informasi waktu keberangkatan, bandara asal dan tujuan, pilihan tempat duduk serta pilihan kelas semua tercatat secara elektronik. Di counter check in penumpang tinggal menunjukkan tanda pengenal diri (ID card) yang digunakan saat melakukan pemesanan e-ticket. Ketika petugas airline sudah mengkonfirmasi pemesanan ini, mereka lalu mengeluarkan boarding pass dan penumpang tinggal menunggu sebelum naik ke pesawat. Di beberapa bandara international, airline bahkan tidak menyediakan petugas khusus, tapi hanya mesin tiket (self-serve kiosk), dimana penumpang dapat memasukkan kode booking serta tanda pengenal untuk mendapatkan boarding pass. Untuk mengeluarkan e-ticket, perusahaan penerbangan perlu memiliki database yang terintegrasi dengan partnernya, antara lain: bandara, travel agent, bank, untuk menyajikan informasi secara real time.
Saat ini adalah era untuk e-ticket bagi industri penerbangan. Perusahaan penerbangan bergerak ke arah ‘self-service model’, dimana penumpang melakukan sendiri pencarian, pemesanan, pembelian dan check-in serta boarding secara virtual tanpa bantuan.
Tulisan ini akan lebih memberikan gambaran tentang pengelolaan e-ticket oleh berbagai maskapai penerbangan Indonesia. Tulisan ini akan membandingkan tampilan website dari beberapa maskapai ketika seorang penumpang akan melakukan self-service ticketing.
Melihat beberapa tampilan website dari berbagai maskapai Indonesia di dalam jurnal ini, kiranya perlu diadakan perbaikan untuk memudahkan para pengguna dalam memesan online. Perbaikan terutama sangat dibutuhkan oleh Garuda Indonesia, karena sebagai maskapai nasional, paling berpengalaman dan telah berdiri cukup lama tapi tidak dapat memberikan pelayanan secara fleksibel, reliabel dan real time. Website maskapai dapat lebih diperkaya dengan menerapkan prinsip 7C (Context, Content, Commerce, Community, Connection, Customization, Communication) agar aplikasi e-business menghubungkan bisnis dengan konsumen (B2C) dapat benar-benar terwujud.
Industri jasa penerbangan perlu terus meningkatkan pelayanan akan fleksibilitas, reliabilitas. Sebagian besar peningkatan pelayanan ini akan tergantung dari peningkatan aplikasi dan perangkat keras serta teknologi nirkabel. Di luar negeri, maskapai penerbangan bahkan memiliki rencana untuk mengadopsi sistem barcode standard untuk meningkatkan kecepatan dan keakuratan prosedur check in dan boarding pass. Untuk Indonesia, akan sangat baik bila tiap website maskapai penerbangan memiliki jalur online booking yang memberikan kenyamanan bagi penggunanya. Untuk itu tiap maskapai perlu meningkatkan mutu website agar setidaknya memenuhi persyaratan 7C.


Sumber : 
Novira da Silva, Elisabeth. “Penerapan E-Ticket Pada Maskapai Penerbangan Indonesia” Journal of System Information Technology (2010).
Baca Selengkapnya – Jurnal E-Ticket “Penerapan E-Ticket Pada Maskapai Penerbangan Indonesia”